Rangkaian Puisi : Seutas Rindu

                     “SEUTAS RINDU”


Aku disini
Berdiri tegap, terpaku dalam titik beku kehidupan
Aku merindukanmu
Dalam rangkaian cerita yang telah kita lalui

Aku benci hal ini
Aku benci harus mengakuinya
Aku benci harus merindukanmu
Hingga waktu tak lagi menghentikanku

Kita berbeda, jelas-jelas berbeda
Namun kamu tak pernah tahu
Jika rasa kita bersatu, aku yakin
Kita dapat menciptakan ledakan paduan suara termerdu
Yang pernah kita dengar

Aku tak ingin berangan tentang hari itu
Dimana kamu punahkan rasa yang pernah aku pinta
Dimana waktu terasa ingin berlari
Dimana sang fajar dan rembulan enggan bersuara

Jika aku bukanlah mentari yang hendak kamu singgahi
Terserah itu hakmu, meskipun begitu cahaya ini
Akan selalu tercurah padamu

Jika aku bukanlah rembulan yang kamu inginkan
Terserah itu urusanmu , yang jelas cahayaku lah
Yang akan menerangimu dalam gelap

Namun aku selalu ingat hari ini
Hari dimana aku kembali merindukanmu
Dimana tak ada lagi tetesan sendu yang sangat ku benci

Jika aku benar telah menggengam setiap denyut nadimu
Itu artinya kamu akan tulus bersamaku
Tak ada alasan untuk pergi, karena resapan rasa yang kamu berikan
Telah merasuk dalam relung sukmaku

Jika kamu adalah hujan , hujani aku sederas-derasnya
Karena aku tak pernah suka gerimismu
Jika kamu ingin membenciku , benci aku sepenuhnya
Karena aku tak pernah mau untuk membencimu

Sudah aku bilang
Aku benci hal ini
Aku benci harus mengakuinya
Aku benci harus merindukanmu

Tapi terserah , mungkin ini jalan yang harus aku tempuh
Biarkan angin yang mengirimkan seutas rindu ku
Dimanapun kamu saat ini
Dimanapun kamu berada
Di belahan dunia manapun kamu berpijak
Kamu harus tahu
Bahwa seluruh semesta alam berteriak
“Aku mencintaimu” 
Jum'at, 23 Desember 2016
Untukmu ,
Yang menyediakan “tempat persebunyian”,
Paling menyenangkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau mengetahui bahwa aku tahu.

Kegetiran

PENGHUNI HATI YANG TELAH PERGI