PENGHUNI HATI YANG TELAH PERGI

PENGHUNI HATI YANG TELAH PERGI
Oleh : Iqbal Arjchun Prayoga




Kadang aku tak percaya , aku telah lupa
Ku hirup semilir angin dan ku buka buku itu
Buku yang tiap harinya tergores tinta
Tinta yang selalu menggambarkan cerita kita

Terlalu banyak kata yang bersenandung dalam dada
Terlalu banyak puisi yang terurai dalam hari
Terlalu banyak suara yang hilang dalam gema
Terlalu banyak cerita yang berakhir air mata

Bukankah cinta itu perlu alasan?
Mungkin benar , rasa itu mesti di pertahankan
Namun kadang kala aku bingung
Mengapa dengan hal itu saja masih belum cukup

Banyak hal yang kita temukan
Banyak hal yang kita sendiri tak bisa ungkapkan
Patah hati , Resah dan Rindu tak lagi menyelimutimu
Akhir , Lupa dan Hilang tak lagi menakutiku

Kamu pernah menjadi penghuni hati sederhana ini
Berjalan dan banyak menemukan cerita indah
Akhirnya segalanya terbilang semu
Entah kamu yang beranjak pergi,
Atau aku yang tak lagi mencari

Percayalah semuanya akan baik seperti sedia kala
Kamu tahu? Hidup ini adalah tentang yang datang,
dan yang beranjak pergi
Apabila banyak luka di hati , namun seketika ia pergi
Apakah kamu bersedia menunggunya kembali?

Aku tahu melupakan tak semudah senyummu
Namun kamu harus mencari , lalu temukan
Kembalilah tersenyum lalu ikhlaskan
Hingga kamu tahu caranya melupakan

Banyak kata
Banyak cerita
Banyak seni pena yang bisa kamu baca
Banyak majas cinta yang bisa kamu telaah
Namun bila kamu tak mengerti
Janganlah terlalu di paksakan


"Kata maaf ku telah usang di makan waktu
ku harap mengerti tentang apa yang terjadi"
------ 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau mengetahui bahwa aku tahu.

Gambar
Kau mengetahui bahwa aku tahu. oleh : Iqbal Arjchun Prayoga Aku tahu: kau tahu. Namun pendustaan itu masih terselubung dan  mengenggam erat pada akar yang menancap di dadamu. Kau tahu, sesuatu. Ia mencintaimu yang berselimut sepi Dan aku tahu, sesuatu. Kau membalas cintanya dengan berapi-api. Namun dengan berapa api Kau akan tinggal dalam kepala dan masa lampaunnya? Hutan belantara itu sudah diselimuti kabut. Di atasnya terdapat puncak gemuruh yang terpapar halilintar paling nyaring. Suaramu tak terdengar di sana. Sepatumu akan basah, napasmu hangat. Tapi jangan biarkan pipimu melakukan hal yang sama. Apapun, jangan ada air yang izin melewati matamu. Apakah kau akan menyuapiku dengan hal yang sama setiap hari? Aku tahu : kau tahu, Tapi mengapa kau memilih menghadiahi dalih yang sama kepadaku?  [ ditulis untuk mengingat,  bahwa setahun lalu aku memang memiliki alamat ini ] [ IAP // Subang, 24 Mei ...
Baca selengkapnya

Kegetiran

Gambar
Kegetiran. oleh : Iqbal Arjchun Prayoga Aku telah menaburkan lebih banyak bibit di tanah itu. Agar tanaman-tanaman yang tumbuh saat kau berduka, melihat aku bukan sebagai tuaannya. Setiap lembayung menutup hari,  kau tak luput berpesan agar  menyirami kebun kebun esok pagi: dengan air matamu tentunya. Namun setiap kau tak ada,  aku akan kembali memupuki tanah-tanah gembur  yang sarat akan cinta patahmu itu  :  dengan ketulusan, dengan kasih sayang serta cinta yang tak terbatas. Dahulu aku sering bercakap dengan kau  perihal menjatuhkan diri pada jurang yang dinamakan cinta. Namun kau hanya menyimpulkan senyummu saat aku menutup tutur kataku. Aku paham betul, jatuh cinta itu pelik. Di sisi yang pertama kau sedia membuka pintu gerbang menuju bahagia yang fana. Di sebrang sisi itu kau juga menggenggam kemungkinan bahwa kehancuran siap menyambutmu pada perpisahan-perpisahan. Selepas itu aku melihat matamu ...
Baca selengkapnya